resep menggapai ridho illahi dan cita cita yang hakiki.

Read Muqaddimah

Read Muqaddimah
semua akan berlaku timbal balik pada diri kita yang selalu belajar dan terus bergerak melakukan suatu perubahan yang mendatangkan kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat, hingga puncaknya mendapatkan ridhonya Allah BIMSILLAH AMDULILLAH ALLHUAKBAR

Sabtu, 11 Maret 2023

Tak Dihafalkan Percuma Ya Kan

By on Maret 11, 2023

 Beragam ilmu selalu tampak di depan mata kita, dari yang Mikro sampai Makro selalu hadir untuk mengajak kita berpikir Dan terpikir. Kenapa kejadian dan fenomena tertentu bisa terjadi, jawabannya dapat kita temukan di berbagai media, salah satunya buku.

Ulama dulu sangat menganjurkan para muridnya untuk menghafal buku-buku yang mereka miliki, bukan hanya mengumpulkan buku sebanyak-banyaknya saja, sebab buku itu punya penyakit juga bukan hanya hewan, tumbuhan, manusia atau fungi yang mempunyai penyakit, tapi buku juga ada penyakitnya yang bisa membuatnya lenyap di bumi sirna di mata.

Penyakit buku berbeda dengan yang lain, penyakitnya yaitu:

•hilang ketika diambil orang ataupun pencuri b

•buram ketika ditelan air, tulisannya jadi kabur tak dapat terbaca secara utuh. 

•Lenyap dimakan rayap hilang semua makna yang ada dalamnya karena tak dapat terbaca. 

•Terbakar karena api, yang hanya tersisa abu yang tak ada faedahnya.

Seseorang yang tahu bahwa dirinya istimewa hendaknya ilmu apapun yang ia butuhkan untuk dirinya perlu ia hafalkan bukan sekedar disimpan di laptop ataupun di flashdisk.

Pernah suatu kejadian terjadi dalam suatu majelis, cerita tentang seorang ustadz yang mengisi pengajian dengan para jamaah, Tapi semua bahan ceramahnya ada di dalam laptop.

Selang beberapa lama waktu berceramah menggunakan laptop dengan percaya dirinya dan tanpa gugup, tiba-tiba tak ada angin dan tak ada hujan laptopnya padam sebab sebelum pengajian baterainya hampir sekarat, hilang semua bahan untuk berceramah Ia panik karena hilang akal untuk berceramah lagi karena sudah ludes semua bahannya.

Itulah sebabnya para kyai dan guru-guru kita menganjurkan ilmu yang kita dapati, kita resapi, kita pahami hendaknya dihafal. Tidak selamanya ilmu berada di buku dan tidak semua ilmu disalin ke file hingga dijadikan aplikasi. Bahkan ilmu klasik sejajaran diketahui banyak orang dan sangat minim dijadikan aplikasi, jadi para ulama dahulu mengharapkan pada kitalah yang bisa menjaganya, kitalah penerus yang tidak ada pilihan keduanya lagi untuk menjaga ilmu itu semua.

Setiap orang ada masanya setiap masa ada orang, setiap tokoh ada zamannya setiap zaman ada tokohnya.

Membaca buku yang berisi ilmu-ilmu yang berfaedah tanpa menghafal ibaratkan oleh guru kita seperti "orang yang lagi duduk di meja makan kemudian mengambil makanan itu dengan sopan lalu membuangnya ke belakang punggung nya sendiri, sehingga ia tidak pernah merasa kekenyangan yang puas melainkan kelelahannya mentah".

Maka jadikan hafalan sebagai prioritas dalam mencapai keberhasilan karena memang itu syarat terpenting dalam menekuni suatu ilmu, seperti kebiasaan orang Jepang, mereka memang tak banyak menghafal tapi hanya mempraktekkan ilmu mereka, makanya bisa lebih mudah hafal, tapi hebatnya orang muslim, dihafalkan, praktekkan, dan menjadikannya sebagai amalan jariyah.

Tetaplah menghafal, karena apabila sudah terbiasa maka akan biasa. Sehingga menjadi orang luar biasa dikenal dengan masa, berada di atas penjuru dunia yang disayang Tuhan Yang maha esa.













0 Comments:

Posting Komentar