Suatu hari, di dalam sebuah hutan yang
rindang, ada seorang anak yang bermain
dan seketika itu ia melihat kepompong
yang sedang menempel di sebuah dahan yang
rendah. Karena ia seorang anak-anak yang belum
tahu-menahu tentang metamorfosis, anak itu pun
mengambil kepompong yang tergantung tadi dan
melihat ada sebuah lubang kecil di sana. |
Anak itu serius mengamati lubang kecil yang ada di bawah kepompong. Ia takjub, rupanya di dalam itu ada kupu-kupu yang sedang berusaha menggerak-gerakan badannya untuk keluar. Karena merasa lelah kupu-kupu itu berhenti mencoba untuk keluar, anak itu melihatnya sudah berusaha semaksimal mungkin.
Tampaknya percuma dan sia-sia keluar melalui lubang kecil yang ada di ujung kepompongnya ucap dari hatinya. Melihat kejadian kupu-kupu itu, si anak merasa kasihan dan mengambil keputusan untuk menolong kupu-kupu untuk keluar dari kepompongnya. Ia lakukan hal itu dengan iktikad yang baik, ia ingin melihat adegan yang indah dan kepakan sayap kupu-kupu yang bercorak.
Dia pun segera pergi dan kembali dengan membawa gunting, lalu ia segera membuka kepompongnya, akhirnya, kupu-kupu dapat keluar dengan mudah, tetapi sayangnya ia lemah tak berdaya dan sayapnya keriput. Si anak tadi masih berharap menunggu kupu-kupu mengepakkan sayapnya dan terbang dengan tinggi. Tapi apa boleh buat seekor kupu-kupu yang keluarnya dipaksa tanpa berproses, tidak dapat terbang.
Kupu-kupu itu terpaksa menjalani hari-harinya dengan merangkak, si anak pun mendapatkan hikmah yang berharga, rupanya proses selama kupu-kupu di kepompong adalah penyusunan enzim pada tubuhnya agar dirinya menjadi segar dan sayapnya dapat mengembang indah.
Sama seperti telur yang berada dalam proses penetasan, hal ini pernah dialami oleh ayah saya sendiri. Ketika itu ia membeli mesin penetas telur ayam, kemudian ia memasukkan beberapa telur untuk awal percobaan, menunggu selama 21 hari karena melihat salah satu telur yang sudah terbuka sedikit cangkangnya. Ayah saya pun membuka cangkang itu semua, padahal belum sampai 21 hari.
Sayangnya setelah anak ayam keluar dari cangkangnya secara utuh, tak disangka anak ayam itu cacat sebab energi yang dialirkan ke ayam ketika di dalam cangkang belum sepenuhnya. Endingnya anak ayam itu mati dan ia tidak dapat merasakan kehidupan yang panjang.
Begitu juga diri kita proses tidak bisa dibantah, sebab awal dari keutuhan keberhasilan adalah mengikuti alur dari proses kesuksesan itu sendiri dengan terus ber ikhtiar, berdo'a, dan tawakkal, okee.. step by step.
0 Comments:
Posting Komentar